Ustazah dila vs ustadz yon
Hari itu aku (ustad yon) berangkat mengajar pagi-pagi ke sekolah. Habis
mau bagaimana lagi, tempat tinggalku agak jauh dari tempatku mengajar.
O,ya aku mengajar di SD di kota KA. Sekolah ini termasuk unggulan, namun
bukan dalam hal akademisnya melainkan dalam hal ekskulnya. Setiap
pulang para siswa terlebih dahulu mengikuti ekskul hingga sore hari.
Karena termasuk sekolah baru, guru yang mengajar umumnya masih muda.
Mereka rata-rata tidak ada yang berumur lebih dari 30 tahun. Sedangkan
aku sendiri termasuk guru senior karena yang pertama masuk sejak pertama
kali sekolah ini didirikan (disamping umurku juga yang mendekati
35-an). Jam 6 pagi aku sudah berada di ruangan guru. Disitu baru nampak
beberapa pengajar yang sudah hadir bersamaan. Diantara mereka ada yang
amat menarik perhatianku dari semenjak ia pertama kali bergabung bersama
staf pengajar di sekolah ini. Namanya Padila biasa dipanggil oleh
lingkungan sekolah Ustazah Dila. Selain mengajar, dila juga menjadi
pengurus UKS maklum sekolah kami masih baru 2 tahun berdiri jadinya
minim SDM. Bagiku dia termasuk kategori perempuan yang manis, umurnya
terpaut 16 tahun lebih muda dariku. Tingginya dibawah beberapa senti
dariku dengan berat badan yang ideal. Perempuan itu selalu berpenampilan
rapi dengan secarik kain jilbab menghiasi kepalanya. Dia baru mulai
mengajar sekitar 2 bulan yang lalu. Pagi itu Dila datang memakai baju
lengan panjang berwarna biru muda dipadu dengan rok panjang sewarna pula
sedangkan jilbab yang dikenakanannya berwarna putih bermotifkan bunga,
amat serasi. Sejujurnya, yang membuat aku begitu tertarik padanya diluar
wajahnya yang manis menggemaskan itu tidak lain karena bentuk tubuhnya
yang aduhai mengundang birahiku. Pakaian yang dikenakannya selalu
terlihat agak ketat entah disengaja atau tidak. Dan walaupun jilbab yang
dikenakannya panjang selengan namun ukuran payudaranya yang montok
selalu tersembul dari balik baju dan jilbabnya. Belum lagi kalau
memperhatikan saat ia berjalan, pantatnya yang montok itu selalu
bergoyang naik turun membuat selalu tidak konsen. Akibat sering
membayangkan Dila jadinya aku sering berfantasi sedang menyetubuhinya
dalam keadaan dia telanjang namun tetap mengenakan jilbabnya. Tentu
merupakan hal yang menarik apabila wanita berjilbab namun tidak
berbusana. Selama ini aku hanya bisa mengkhayal Dila yang berjilbab
telanjang di depanku. Memikirkan hal itu aku jadi sering merasa horny.
Sampai-sampai aku bertekad untuk bisa melancarkan hasrat terpendam yang
begitu menyiksa ini. Pukul 1 siang dan bel pulang berbunyi dan aku masih
berada di lingkungan sekolah ini sampai sore karena memang hari itu aku
punya jadwal untuk mengajar les tambahan untuk anak kelas 2. mulai jam 2
siang hingga 4 sore. Tak terasa sudah jam 4 sore. Semua murid les
pulang, sedangkan aku masih ada di sekolah untuk membereskan
perlengkapan mengajarku. Sore hari itu sekolah yang tadinya ramai kini
menjadi sepi. Aku berjalan menuju ruang guru untuk beres-beres pulang
dan kulihat nampak tas kepunyaan Dila masih ada di ruangan. Nampaknya
guru lainnya sudah pulang sedangkan dia masih di sekolah. Aku penasaran
mencari tahu keberadaan perempuan cantik itu . Tapi sebelumnya aku ingin
sekali cuci muka melepas kepenatan selama mengajar tadi. Segera aku
menuju kamar mandi dekat ruang guru. Di sana hanya ada 2 kamar mandi
satu untuk pria satu untuk wanita. Namun dindingnya tidak membatasi
dengan sempurna, ada sekitar 30 cm celah di atas dinding yang membatasi
kamar mandi itu. Perlahan kubuka pintu kamar mandi khusus guru pria dan
belum lagi kututup pintunya aku mendengar suara desahan pelan dari kamar
mandi sebelah. Terkesima dengan suara yang aku dengar, segera
kuberjingkat-jingkat menaiki bak mandi untuk mengintip ke kamar mandi
sebelah. Saat mengintip aku terkejut bukan kepalang karena ternyata di
sana kulihat Dila, guru berjilbab yang mempunyai wajah manis nan
menggemaskan itu sedang berjongkok tanpa mengenakan rok panjangnya.
Terlihat roknya berada di gantungan kamar mandi. Saat itu dia memandangi
gambar di ponselnya. Aku menduga dia tengah menonton blue film, karena
terlihat dia tidak bias mengendalikan diri dan menggosok-gosok
vaginanya. Tak kusangka walaupun berjilbab, Dila terlihat sangat birahi.
Kuabadikan masturbasi guru berjilbab tersebut dalam ponsel kameraku.
Dila tidak sampai mengerang, mungkin dia takut ketahuan apabila
terdengar orang lain. Melihat ia sedang bermasturbasi membuat gairah
birahi mulai menguasai pikiranku. Tak dinyana, kesempatan untuk
melampiaskan hasratku padanya telah muncul dengan sendirinya. Kira-kira
15 menit setelah Dila guru berjilbab yang “alim” itu baru keluar dari
kamar mandi. Sekali lagi kulihat-lihat rekaman video dan foto hasil
jepretanku tadi. Kulihat seeorang wanita manis berjilbab dengan tangan
yang sedang asyik memainkan jemarinya di vaginanya. Kakinya terlihat
putih dan mulus sekali. Ini menjadikan birahiku semakin meluap-luap.
Segera aku bergegas menuju ruangan guru seraya menghampirinya yang
sedang duduk. Kemudian dengan tanpa basa-basi kuelus-elus kepalanya yang
berjilbab putih dengan motif bunganya. Dengan gerak refleks guru
berjilbab itu terlompat dari duduknya. “Astaga! Kurang ajar! Apaan sih
maksud Ustad Yon!”, hardik Dila yang terkaget-kaget dengan kelakuanku
terhadapnya tadi dengan wajah memerah karena marah. Tanpa banyak omong
kutunjukkan fotonya saat bermasturbasi tadi, kulihat dia sangat shock.
“Dengar sayang, kalo kamu sampai berani menolak melayaniku, foto dan
video ini akan kusebar luaskan”, ancamku seraya mendekatinya lalu
mengelus-elus jilbabnya. Dia hanya bisa terdiam tanpa kata-kata. Sekilas
kemudian kujambak jilbabnya agar dia mengikutiku menuju ruang UKS.
Sesampainya di sana pintu kukunci. “Dila meskipun kamu pakai jilbab
ternyata libidonya tinggi juga yah?”, kataku sembari tersenyum penuh
kemenangan. Guru cantik berjilbab itu hanya bisa diam tertunduk sambil
duduk di kursi. Air matanya hampir keluar. Kudekati ia seraya menjamah
dan mengelus kepalanya yang berjilbab. “Sudahlah sayang kamu tidak usah
banyak tingkah. Yang penting kamu tinggal ikut saja apa mauku semuanya
pasti beres. Yakinlah kamu akan segera tahu apa bedanya main sendirian
dengan main berpasangan”, ucapku lagi seraya menurunkan ritsluiting
celanaku. Melihat hal itu wajah Dila semakin tertunduk. Aku hanya bisa
tertawa kecil melihat ia serasa tidak berdaya. Setelah celanaku melorot
seluruhnya kebawah segera kuperintah Dila untuk menurunkan celana
dalamku seraya memintanya untuk mulai mengoral penisku. Mulanya ia
berontak namun karena ancamanku yang akan menyebarkan gambar dan video
yang memalukan itu akhirnya dengan sangat terpaksa dia menurutiku karena
takut gambarnya tersebar. Dari tempatnya duduk, sambil berdiri
kuusap-usap kepalanya yang berjilbab itu saat mulut Dila perlahan mulai
memainkan penisku. Air matanya terlihat menetes membasahi jilbabnya.
Namun aku hanya tersenyum lebar penuh kemenangan sambil mengusap-usap
jilbabnya. “Sshh…mmmhh…ennak sekallii sayaangg..”, desahku saat penisku
keluar masuk mulutnya. “Mmmh…slurp…cupp..”, desah suara dan bunyi yang
dari mulut guru berjilbab itu menahan birahi yang nampaknya mulai
merasuki dirinya. Ya, sepertinya ia mulai terangsang karena saat ia
sedang mengoralku tanganku yang satu lagi asik meremas-remas payudara
montok miliknya dari luar busananya. Sekitar 10 menit kemudian kurasakan
gejolak yang tidak tertahankan di ujung penisku. Nampaknya aku tak
mampu lagi menahan lebih lama dan, “Croot…croott”, spermaku keluar
dengan deras. Karena kaget Dila melepas hisapannya sehingga spermaku
tidak hanya menodai wajah manisnya namun juga jilbabnya. Kulihat
jilbabnya yang bermotif bunga kini bertambah dengan bercak-bercak
spermaku. Namun aku belum puas. Kuperintahkan dia melepas semua bajunya
namun tetap mamakai jilbabnya. Dan aku juga segera melepas bajuku.
Fantasiku melihat Dila yang berjilbab namun tidak berbusana akhirnya
terpenuhi” kataku dalam hati. Kulihat dugaanku tidak salah, Dila
terlihat menantang walau telanjang tanpa melepas jilbabnya. Dadanya
montok seolah minta untuk diemut. Segera kuraih dada kanannya dan
kukulum dengan rakus. “Ohh…ah..ah…ah..”, walau kupaksa ternyata Dila
terdengar amat menikmatinya. Kulihat wajahnya di balik jilbab ketika
sedang horny, hal itu segera membuat penisku kembali tegang. Lalu
kubaringkan Dila di ranjang yang berada dalam ruangan UKS dan kuserbu
mulut guru berjilbab itu dengan nafsunya. Sembari menciuminya tangan
kananku meremas buah dada montok miliknya itu sedangkan tanganku yang
kiri mulai mengelus dan memainkan vaginanya. Sekitar 10 menit kulakukan
hal itu. Kemudian kupandangi wajahnya yang cantik masih terbalut jilbab
nampak sedang terangsang karena ulahku. Terasa jemariku yang bermain di
vaginanya mulai kebasahan akibat cairan kewanitaan yang keluar dari
dalam. “Hmm…nampaknya dia benar-benar sudah terangsang” ujarku dalam
hati. Sejurus kemudian kubalik tubuhnya seraya menunggingkan bokongnya
yang sekal itu. Lalu kulebarkan kedua paha putih mulus guru berjilbab
itu. Sembari mencengkeram pantatnya dengan tangan kananku, tangan kiriku
membimbing penisku menyodok perlahan ke dalam belahan vagina Dila.
“Ouhh…”, desahnya dengan tubuh bergetar kala kupenetrasi liang surgawi
miliknya. Perlahan tapi pasti penisku masuk sesenti demi sesenti dan
rasanya sempit sekali. Dan akhirnya setelah berjuang beberapa menit
penisku bisa menembus dalam-dalam sampai menyentuh dinding rahim
miliknya. “UUhhhh..”, hela nafasku sembari melirik kebawah. Kulihat
batang penisku tidak seluruhnya masuk tersisa sesenti. Dan yang tidak
kusangka-sangka ternyata dari situ tidak terlihat adanya darah tanda
keperawanan. “Hmm…Sepertinya Dila sudah tidak lagi perawan”, ujar
batinku namun tidak kupedulikan karena yang penting sekarang menuntaskan
birahi yang selama ini kupendam padanya habis-habisan. Perlahan
kugenjot tubuh sintal guru berjilbab ini seraya kedua tanganku
mencengkram bongkahan pantatnya yang montok. Seperti joki yang memacu
kuda. “Ohhh…nikmat sekali milikmu sayang…”, racauku seraya menggenjot
penisku keluar masuk. “Ouuhhh…uuuhh…ahhhh…ustaaad…yoon…”, balasnya
mendesah penuh nikmat. Dari belakang dapat kulihat jelas kedua tangannya
meremas-remas kasur menahan nikmat. Sedangkan kepalanya yang terbungkus
jilbab menggeleng ke kanan dan ke kiri dengan wajahnya yang cantik
nampak seperti terbuai oleh nikmatnya sodokanku dari belakang.
“Plak…plakk…”, bunyi selangkanganku beradu dengan pantatnya yang sekal
ini. Sekitar 15 menit dapat kurasakan penisku sudah tidak dapt lagi
menahan gejolak sperma yang akan keluar.
“Sayyanggh…akkkuuu…keluarr…nnih…!”, seruku yang akan klimaks.
“Akkhh…ustaaddd… …”, sahut Dila dengan wajah mendongak keatas yang
ternyata juga akan mencapai puncak orgasmenya. “Ooohhh…”, desahku
panjang saat kubenamkan penisku dalam-dalam bersamaan dengan keluarnya
spermaku kedalam vaginanya. Setelah keluar semua. kuambil rok panjang
biru milik guru jilbab ini untuk membersihkan penisku dan vaginanya dari
cairan yang keluar baik dari milik kami berdua. Setelah aku merasa
kembali mendapatkan tenaga menggenjot Dila, kuminta dia untuk berbaring
telentang. Tanpa membuang waktu segera kuaduk-aduk vaginanya. Dia
terlihat sangat menikmati permainanku ini. Puas dengan posisi itu,
gantian aku yang telentang, kemudian kuminta dia menggenjot penisku dari
atas. Jepitan vaginanya terasa nikmat sekali. Genjotannya yang liar
membuatku tidak bisa bertahan lama. Tujuh menit kemudian aku
memuncratkan spermaku di lubang kenikmatan Dila. Terlihat wajahnya yang
manis menunjukkan ekspresi kepuasan. Sehabis itu kami ngobrol sebentar
sambil memakai pakaian kami kembali. Dan dari situ muncul pengakuan
kalau dulu Dila pernah nge-seks dengan pacarnya sebelum pakai jilbab.
Sebelum berpisah aku mendapatkan kesepakatan dengan guru berjilbab ini
apabila aku berjanji tidak akan pernah menyebarkan foto dan video yang
kuambil di kamar mandi tadi, dia bersedia berhubungan seks denganku
lagi. Tentunya lain kali dengan menggunakan pengaman! Setelah memeluk
dan melumat bibirnya yang manis itu kami segera keluar sekolah karena
takut ketahuan orang lain. Tak terasa hari hampir gelap kulihat Dila
segera menuju tempat parkir dan menutupi jilbabnya yang penuh sperma
dengan helm sepeda motor, mungkin dia malu bila ketahuan ada sperma di
jilbabnya. Akupun segera pulang dengan senyum kepuasan di wajah karena
kutahu, mulai besok aku akan menjalani hari dengan penuh gairah birahi!
http://muluspop.blogspot.com/2014/03/ustazah-dila-vs-ustadz-yon.html
BalasHapus