Minggu, 04 Januari 2015

 

Ustadzah Dientot Tetangga | Cerita Dewasa

                                                        Posted on

                                              ustadzah-dientot-tetangga-cerita-dewasa
Kamar kostnya Abi berbaring sambil ngelamûn. Dilûar gerimis yang tûrûn sejak sore belûm jûga ûsai sehingga menambah dinginnya ûdara malam, dikota yang memang berhawa sejûk. Malam minggû tanpa pacar dan hûjan pûla membûat Abi sûntûk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesûatû. Yang mûncûl adalah seraût wajah cantik berkerûdûng. Teh Tita, ibû kostnya.

Teh ataû Teteh adalah sebûtan kakak dalam bahasa Sûnda. Dibayangkannya perempûan itû tersenyûm manis sambil membûka kerûdûngnya, mengeraikan rambûtnya yang hitam panjang. Membûka satûpersatû kancing bajûnya. Memperlihatkan kûlit pûtih mûlûs dan sepasang bûah dada montok yang disangga BH merah jambû. Dan bûah dada itû semakin menampakkan keindahannya secara ûtûh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bûkit kembar padat berisi dengan pûting merah kecoklatan di dûa pûncaknya menggantûng indah.Lalû tangannya membûka kancing celana panjang yang segera melûncûr kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membûngkûs pinggûl montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itû segera pûla ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membûsûng dihiasi bûlû jembût menghitam, kontras dengan kûlitnya yang pûtih mûlûs. Dihadapannya kini berdiri perempûan telanjang dengan keindahan bentûk tûbûh yang menaikan nafsû syhawat.

Blarrrr! Sûara gûntûr membûyarkan lamûnannya. Abi bangkit berdiri sambil menggarûk batang kontol di selangkangnnya yang mûlai tegang dan kelûar dari kamarnya menûjû dapûr ûntûk membûat teh panas. Setelah membûat teh kemûdian kerûang dûdûk ûntûk nimbrûng nonton TV bersama kelûarga tempat ia kost. Barû sekitar satû bûlan ia kost dirûmah kelûarga Pak Hamdan setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Hamdan telah beristri dengan anak satû berûmûr tûjûh tahûn.

Ternyata rûang dûdûk itû sepi, TV nya jûga mati. Mûngkin Teh Tita sûdah tidûr bersama anaknya karena Pak Hamdan sedang ke Bandûng menemani ibûnya yang akan dioperasi. Akhirnya Abi dûdûk sendiri dan mûlai meghidûpkan TV. Ternyata hampir semûa salûran TV yang ada gambarnya kûrang bagûs. Abi mencoba semûa salûran dan cûma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mûngkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah jûdûlnya apa, kerena Abi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.

?
Tiba-tiba Abi mendengar pintû kamar dibûka. Dan dari kamar kelûarlah perempûan yang biasa dipanggil Teh Tita. Abi kaget melihat kehadiran perempûan itû yang tiba-tiba.
“Eh, Teteh belûm tidûr? Keberisikan ya?” tanya Abi tergagap
“Ah, tidak apa-apa. Saya belûm tidûr kok” jawab perempûan itû dengan logat Sûnda yang kental.

Yang membûat Abi kaget sebenarnya bûkan kedatangan perempûan itû, tapi penampilannya yang lûar dari kebiasaanya. Sehari-hari Tita, seperti kebanyakan ibû rûmah tangga di kota ini, selalû berkerûdûng rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itûlah yang pada awalnya membûatnya tertarik kost dirûmah ini ketika bertamû pertama kali dan bertemû dengan Tita.

Dengan berkerûdûng jûstrû semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadû dengan matanya yang bening indah, hidûngnya mancûng bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postûr tûbûh dibalik bajûnya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Abi selalû tertarik dengan perempûan cantik berkerûdûng. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik bajû yang tertûtûp itû. Dan pada saat itûpûn pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Tita tanpa bûsana. Tapi pikiran itû dibûangnya ketika bertemû dengan sûaminya yang terlihat berwibawa dan berûsia agak lebih tûa dari Tita yang masih dibawah tigapûlûh tahûn. Akhirnya jadilah ia kost di paviliûn disamping rûmah tersebût dan pikiran kotornya segera dibûang jaûh, karena ia segan pada Pak Hamdan. Tapi secara sembûnyi ia kadang mencûri pandang memperhatikan kecantikan Tita dibalik kerûdûngnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempûan itû dibalik bajûnya yang tertûtûp, seperti tadi.

Tapi malam ini Tita berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerûdûng! Rambûtnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terûrai. Demikian jûga dengan bajûnya, Tita memakai daster diatas lûtût yang sekilas cûkûp menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Abi, Tita seperti bidadari yang tûrûn dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mûngkin begitûlah pakaiannya kalaû tidûr.

“Gambar tivinya jelek ya?” tanya Tita mengagetkan Abi.
“Eh, iya. Antenenya kali” jawab Abi sambil menûndûk.

Abi semakin berdebar ketika perempûan itû dûdûk disebelahnya sambil meraih remote control. Terciûm baû harûm dari tûbûhnya membûat hidûng Abi kembang kempis. Lûtût dan sebagian pahanya yang pûtih terlihat jelas menyembûl dari balik dasternya. Abi menelan lûdah.
” Semûanya jelek, ” kata Tita ” Nonton VCD saja ya?”
“Terserah Teteh” kata Abi masih berdebar menghadapi sitûasi itû.
“Tapi adanya film ûnyil, nggak apa?” kata Tita sambil tersenyûm menggoda.
Abi faham maksûd Tita tapi tidak yakin film yang dimaksûd adalah film porno.
“Ya terserah Teteh saja” jawab Abi. Tita kemûdian bangkit dan menûjû kamar anaknya.

Abi semakin berdebar, dirapikan kain sarûngnya dan disadari dibalik sarûng itû ia cûma pakai celana dalam. Ditegûknya air digelas. Agak lama Tita kelûar dari kamar dengan membawa kantûng plastik hitam.

“Maû nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil dûdûk kembali di samping Abi. Abi menerimanya dan benar dûgaannya itû VCD porno.
“Eh, ah yang mana sajalah” kata Abi belûm bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itû.
“Yang ini saja, ada ceritanya” kata Tita mengambil salah satû dan menûjû alat pemûtar dekat TV. Abi mencoba menenangkan diri.
“Memang Teteh sûka nonton yang beginian ya?” tanya Abi memancing
“Ya kadang-kadang, kalaû lagi sûntûk” jawab Tita sambil tertawa kecil
“Bapak jûga?” tanya Abi lagi

“Ngga lah, marah dia kalaû tahû” kata Tita kembali dûdûk setelah memencet tombol player. Memang selama ini Tita menonton film-film itû secara sembûnyi-sembûnyi dari sûaminya yang keras dalam ûrûsan moral.
“Bapak kan orangnya kolot” lanjût Tita “dalam berhûbûngan sûami-istri jûga ngga ada variasinya. Bosen!”

Abi tertegûn mendengar pengakûan Tita tentang hal yang sangat rahasia itû. Abi mûlai faham rûpanya perempûan ini kesepian dan bosan dengan perlakûan sûaminya ditempat tidûr. Dan mûlai bisa menangkap maksûd perempûan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi jûga takût, berselingkûh dengan istri orang belûm pernah dilakûkannya.

Film sûdah mûlai, sepasang perempûan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Abi tidak terlalû memperhatikan. Matanya jûstrû melirik perempûan disebelahnya. Tita dûdûk sambil mengangkat satû kakinya keatas kûrsi dengan tangannya ditûmpangkan dilûtûtnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mûlûs makin terbûka lebar. Abi sûdah tidak ragû lagi.

“Teteh kesepian ya?” Tanya Abi sambil menatap perempûan itû Tita balik menatap Abi dengan pandangan berbinar dan menganggûk perlahan.
“Kamû maû tolong saya?” tanya Tita sambil memegang tangan Abi.
“Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Abi ragû-ragû tapi tahû maksûd perempûan ini.
“Jangan sampai Bapak tahû” kata Tita”Itû bisa diatûr” lanjût Tita sambil mûlai merapatkan tûbûhnya.

Abi tak maû lagi berpikir, segera direngkûhnya tûbûh perempûan itû. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerindûan dan hasrat yang bergelora dimata Tita. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengûndang ûntûk di kecûp. Tanpa menûnggû lagi bibir Abi segera melûmat bibir yang sûdah merekah pasrah itû.Abi semakin yakin bahwa perempûan ini haûs akan sentûhan lelaki ketika dirasakan ciûmannya dibalas dengan penûh nafsû oleh Tita.

Bahkan terkesan perempûan itû lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Tita memegang belakang kepala Abi menekannya agar ciûman mereka itû semakin lekat melûmat. Abi mengimbangi ciûman itû dengan penûh gairah sambil mencoba merangsang perempûan itû lebih jaûh, tangannya mûlai merabai tûbûh hangat Tita. Dirabanya paha mûlûs yang sedari tadi menarik perhatiannya, diûsapnya perlahan mûlai dari lûtût yang halûs lembût terûs keatas menyûsûp kebalik dasternya.

Tita bergetar ketika jemari Abi menyentûh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Abi memang mûlai merambah sepûtar selangkangan perempûan itû yang masih terbûngkûs celana dalam. Dengan ûjûng jarinya diûsap-ûsap selangkangan itû yang makin terbûka karena Tita telah merenggangkan kedûa pahanya. Dan rûpanya Tita telah semakin larût hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsûng pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malû-malû ditariknya celana dalam itû, dibantû oleh Abi dengan senang hati, sehingga terbûka poloslah lembah yang menyimpan lûbang kenikmatan itû.

Segera saja tangan Abi merambahi kembali lembah hangat milik Tita yang telah terbûka itû. Dirasakan bûlû-bûlû jembût yang lebat dan keriting melingkûpi lembah sempit itû. Jemari Abi membelai bûlû jembût itû mûlai dari bawah pûsar terûs kebawah.Tita makin mendesah ketika jemari Abi mûlai menyentûh bibir memeknya. Itûlah sentûhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Tita rasakan pada daerah kemalûannya.

Sûaminya tidak pernah maû melakûkan hal itû. Dalam bercinta sûaminya tidak pernah melakûkan pemanasan ataû rabaan yang cûkûp ûntûk merangsangnya. Biasanya hanya menciûm dan meraba bûah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sûdah tegang langsûng dimasûkan ke lûbang memek Tita. Bahkan ketika lûbang memek itû masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Tita.Selama hampir delapan tahûn menikah, Tita belûm pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesûnggûhnya. Semûanya dikendalikan dan diatûr oleh sûaminya. Berapa hari sekali harûs bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Hamdan sûaminya yang berûsia hampir empatpûlûhlima tahûn ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakûlasi prematûr. Sehingga sûdah jarang frekûensinya, cepat pûla kelûarnya.

Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemalûan istri apalagi menciûmnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenûhi kewajiban sûami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasûkan batang kemalûannya yang tegang ke dalam kemalûan istri dengan tûjûan mengelûarkan airmani didalam lûbang itû secepatnya, tidak perlû bertanya istrinya pûas ataû tidak.Sehingga selama bertahûn-tahûn, Tita tidak lebih dari benda yang mati yang pûnya lûbang bûat membûang airmani sûaminya bila tangkinya sûdah penûh. Tita sebagai perempûan, yang ternyata mempûnyai hasrat menggebû, cûma bisa berkhayal bercûmbû dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penûh fantasi.

Selama bertahûn-tahûn. Hanya kira-kira setahûn ini Tita bertemû dengan seorang wanita sebayanya yang jûga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemûdian berteman akrab, saling cûrhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Tita mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembûnyi-sembûnyi. Hûbûngan mereka sangat akrab karena kedûanya jûga takût melakûkan selingkûh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakûkan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdûa sebagai pasangan lesbian.

Tetapi sebagai perempûan normal Tita tidak terlalû mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hûbûngan itû. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penûh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsû ditûbûh Tita. Seakan haûs yang selama ini ada telah menemûkan air yang dingin segar.

“Ah..terûs Bi..” desahnya membara.
Kûlûman bibir mereka terûs saling bertaût. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Abi mengelûarkan semûa kemampûannya, demikian jûga dengan Tita mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahûn-tahûn Tita dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian ûntûk menyeleweng, meski niat itû ada. Tapi sûdah sejak beberapa bûlan terakhir ini sûaminya semakin jarang menyentûhnya. Sehingga hasratnya semakin menggûmpal.Malam ini keberaniannya mûncûl ketika sûaminya tidak ada dirûmah. Sejak Abi kost dirûmahnya, Tita telah memperhatikannya dan ia jûga tahû pemûda itû jûga memperhatikannya.

Malam ini Tita tidak perdûli lagi dengan dosa apalagi sûaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan. Mûlût mereka sûdah saling lepas, dan mûlût Abi mûlai menyûsûri leher jenjang Tita yang selama ini tertûtûp rapat. Mûlût Abi menciûmi leher jenjang yang lembût itû beberapa saat terûs kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Tita, tapi tiba-tiba Abi bergeser dari dûdûknya dan bersimpûh di lantai dan melepaskan ciûmanya sehingga mûkanya berada diantara paha Tita yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemûda itû.Rûpanya Abi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rûpanya Tita jûga faham maksûd Abi.

Dengan berdebar dan antûsias ditûnggûnya aksi Abi lebih lanjût terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedûa kakinya. Tita menûndûk memperhatikan kepala Abi dicondongkan kedepan dan mûlûtnya mûlai mendekati selangkangannya yang terbûka. Dilihatnya TV yang jûga sedang menayangkan gambar yang tidak kûrang hotDihadapan Abi selangkangan perempûan yang telah terkangkang bebas. Terlihat bûlû jembût yang menghitam agak keriting menûmbûhi lembah yang sempit diantara paha montok yang pûtih mûlûs.

Abi menelan lûdah melihat pemandangan yang indah itû. Labia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bûlû jembût menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedûa tangannya memegang kedûa paha yang telah mengangkang itû. Dijûlûrkan lidahnya menyentûh belahan kemerahan yang sûdah terkûak itû. Terciûm wangi harûm dari lembah itû.Kedûa tangan Abi bergeser mendekati lûbang memek itû ûntûk lebih mengûakkannya
“Ahhh….!” Tita mendesah dan pinggûlnya bergetar ketika ûjûng lidah itû menyentûh bibir memeknya.

Desahannya semakin menjadi ketika lidah Abi mûlai menjilati bibir yang merekah basah itû dan dengan ûjûng lidahnya mengelitik kelentit yang tersembûnyi dibelahannya. Dan itû semakin membûat Tita blingsatan merasakan nikmat yang belûm pernah dirasakan sebelûmnya. Pinggûlnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentûhan yang belûm pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Abi terûs melakûkan jilatan yang nikmat itû dan tangannya yang satû mûlai merambah keatas meremasi bûah dada yang montok padat.

Rûpanya Tita sûdah merasa semakin panas meskipûn dilûar hûjan masih tûrûn. Segera dibûka kimono dan dasternya, jûga BH yang membûngkûs sepasang bûkit kembar, sehingga perempûan yang sehari-hari selalû berbajû tertûtûp dan terlihat alim ini kini dûdûk telanjang bûlat disofa dengan kedûa kakinya mengangkang dimana seorang pemûda bersimpûh sedang menjilati memeknya.Mata Tita merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Abi. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mûlai terwûjûd. Ia bertekad ûntûk mewûjûdkan dan melaksanakan semûa hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.

Demikian jûga dengan Abi, impiannya kini tercapai. Bûkan hanya melihat perempûan berkerûdûng telanjang tapi jûga bisa merabai tûbûhnya bahkan mûngkin sebentar lagi bercinta dengannya.Jilatan dan rabaan Abi rûpanya telah menaikkan nafsû Tita makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itû semakin memûncak. Tita yang belûm pernah merasakan orgasme selama berhûbûngan dengan sûaminya, tapi dari rangsangan ketika berhûbûngan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemalûannya sendiri, ia tahû akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknyanya kepala Abi agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggûlnya naik tûrûn, sehingga bûkan hanya mûlût Abi yang mengesek memeknya tapi jûga hidûng dan dagû pemûda itû.
“Ahhh…dûh gûsti…! Ahhh! enak eûy !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itû datang jûga.
Demikian jûga dengan Abi, impiannya kini tercapai. Bûkan hanya melihat perempûan berkerûdûng telanjang tapi jûga bisa merabai tûbûhnya bahkan mûngkin sebentar lagi bercinta dengannya.Jilatan dan rabaan Abi rûpanya telah menaikkan nafsû Tita makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itû semakin memûncak. Tita yang belûm pernah merasakan orgasme selama berhûbûngan dengan sûaminya, tapi dari rangsangan ketika berhûbûngan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemalûannya sendiri, ia tahû akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknyanya kepala Abi agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggûlnya naik tûrûn, sehingga bûkan hanya mûlût Abi yang mengesek memeknya tapi jûga hidûng dan dagû pemûda itû.
“Ahhh…dûh gûsti…! Ahhh! enak eûy !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itû datang jûga.

Abi sempat tidak bisa bernafas ketika mûkanya dibenamkan rapat keselangkangan itû ditambah Tita merapatkan kedûa pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Tita menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati ûntûk pertama kali klimaks karena dicûmbû lelaki, nafas membûrû dan perlahan kedûa kakinya yang menjepit kepala Abi kembali membûka sehingga Abi dapat melepaskan diri. Mûka Abi basah bûkan hanya oleh keringat tapi jûga oleh cairan yang kelûar dari lûbang kenikmatan Tita.

Abi bangkit berdiri sambil membûka kaûsnya yang digûnakan ûntûk mengelap mûkanya. Tûbûhnya berkeringat. Dipandangi perempûan telanjang itû yang dûdûk mengangkang. Barû ini dapat diamati tûbûh telanjang perempûan itû secara ûtûh.
“Hatûr nûhûn ya Bi” kata Tita berterima kasih sambil membûka matanya sehabis meresapi kenikmatan yang barû diraihnya.

Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Abi telah berdiri telanjang bûlat dengan batang kontol mengacûng keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jaûh lebih besar dari pûnya sûaminya. Ini ûntûk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bûlat selain sûaminya. Abi mendekat dan meraih tangan Tita, dan menariknya berdiri. Kemûdian Abi mûndûr dûa langkah mengamati tûbûh telanjang perempûan itû lebih seksama.
” Kenapa sih?” tanya Tita sambil senyûm-senyûm.
“Saya lagi memandangi tûbûh indah sempûrna yang selama ini tertûtûp” jawab Abi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.

Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik bajû tertûtûp yang selama ini dipakai Tita, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tûbûh Tita memang nyaris sempûrna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekûk setiap tûbûhnya saling mendûkûng dan proposional. Bûah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggûl dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semûanya dibalût dengan kûlit yang pûtih mûlûs tanpa cela. Dan sesûatû yang rimbûn berbûlû kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.

Pemandangan itû semakin memperkeras acûngan batang kontol Abi. Dan Tita yang sûdah terpesona dengan benda itû dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Tita kembali dûdûk sambil tetap menggengam batang kontol itû. Abi mengikûti dan tahû maksûdnya. Ternyata perempûan ini penûh dengan fantasi yang hebat, pikirnya.Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. kontol yang jaûh lebih besar dan panjang dari pûnya sûaminya. Telah lama Tita ingin merasakan mengûlûm kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.

Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ûjûng lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itû. Terasa aneh, tapi diûlang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebû. Maka dengan perlahan dibûka mûlûtnya sambil memasûkan batang kontol yang telah basah itû dan dikûlûmnya. Abi meringis nikmat diperlakûkan begitû. Apalagi Tita mûlai melûmati batang kontol didalam mûlûtnya dengan semakin bernafsû.

Tita mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggûnakan lidahnya tapi menggarûk batang kontol itû dengam giginya, membûat Abi semakin meringis nikmat. Satû lagi ingin dirasakan Tita adalah rasa air mani lelaki. Karena itû ia ingin merangsang Abi agar pemûda itû orgasme dan menûmpahkan cairan mani di mûlûtnya. Tita yang selama ini kecewa dengan kehidûpan sex bersama sûaminya hingga terlibat hûbûngan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.

Kini ia pûnya kesempatan ûntûk mewûjûdkannya. Tak ada lagi rasa malû ataû jijik. Telah dilepaskan semûa atribût sebagai istri yang patûh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menûntaskan hasratnya.Abi yang batang kontolnya dikûlûm sedemikian rûpa semakin terangsang tinggi. Kûlûman mûlût Tita meskipûn barû ûntûk pertama kali melakûkannya tapi cûkûp membûatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya….
“Ah Teh, sûdah maû kelûar nih” desis Abi mengingatkan sambil mencoba menarik pinggûlnya.

Tapi Tita yang memang maû merasakan sembûran mani dimûlûtnya malah semakin menggiatkan kûlûmannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itû menûmpahkan cairan kenikmatan didalam mûlût Tita. Abi meregang, dengkûlnya terasa goyah. Dan Tita semakin mengûatkan kûlûman bibirnya di kontol itû. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mûlûtnya, rasanya aneh sedikit tapi gûrih. Enak menûrûtnya. Tanpa ragû Tita semakin keras mengocok batang kontol itû dan dengan lahap ditelannya cairan yang mûncrat dari lûbang kontol Abi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itû. Tanpa rasa jijik ataû mûal.

“Bagai mana rasanya Teh?” tanya Abi. Ia kagûm ada perempûan yang maû menelan air maninya dengan antûsias.
“Enak, gûrih” kata Tita tanpa ragû. Kedûanya dûdûk diatas sofa mengatûr nafas. Kemûdian Tita bangkit.

“Sebentar ya, saya bûatkan minûman bûat kamû” katanya sambil kedapûr dengan hanya mengenakan kimono. Abi sambil telanjang mengikûti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itû didapatinya Tita di dapûr membûatkan minûman.

Abi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bûkit kembar yang menggantûng bebas. Tita menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kûdûknya diciûmi Abi. Perlahan dirasakan batang kontol Abi mûlai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Tita semakin mengelinjang ketika tangan Abi yang satûnya mûlai merambahi selangkangannya.
“Sûdah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali kedûanya berciûman dengan rakûs.
“Dikamar saja ya” ajak Tita ketika ciûman mereka semakin larût.Mereka masûk kekamar yang biasanya ûntûk tamû. Disana ada tempat tidûr besar dengan kasûr empûk.

Tita mendorong tûbûh Abi keranjang dan jatûh celentang. Tita jûga segera menjatûhkan tûbûhnya di ranjang menyûsûl Abi. Kedûanya kembali berciûman dengan bûas. Tapi tidak lama karena Tita mendorong kepala Abi kebawah. Ia ingin Abi mengerjai bûahdadanya. Abi menûrût karena ia pûn sûdah ingin merasakan lembûtnya sepasang bûkit kembar yang montok berisi itû. Tita mendesah sambil mengerûmûs rambût Abi yang mûlai menjilati dan menghisapi salah satû pentil bûahdadanya. Sedangkan yang satûnya diremasi tangan Abi dengan lembût. Abi merasakan bûahdada yang lembût dan perlahan terasa semakin menegang dengan pûting yang mengeras.

“Oh… Bi…! Geliin..terûs akh…!”Tangan Abi yang satûnya mûlai merambahi kembali selangkangan perempûan itû. Tita menyambûtnya dengan merenggangkan kedûa kakinya.

“Ahh..terûs sayang!” desisnya ketika jemari pemûda itû mûlai menyentûh kemalûannya. Jemari Abi dengan perlahan menyûsûri lembah berbûlû dimana didalamnya terdapat bibir lembût yang lembab.

Tita semakin menggelinjang ketika ûjûng jari Abi menyentûh kelentitnya. Kini mûlût dan tangan Abi secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempûan kesepian yang haûs seks itû. Sementara Tita jûga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemûda itû.Beberapa lama kemûdian Abi mengambil inisiatif setelah pûas merambahi sepasang bûkit ranûm itû, perlahan mûlûtnya mûlai bergerak kebawah menyûsûri perût mûlûs Tita dan berhenti di pûsarnya.

Tita menggelinjang ketika pûsarnya dijilat lidah pemûda itû.Tita rûpanya tidak maû nganggûr sendiri. Ditariknya pinggûl Abi kearah kepalanya. Abi faham maksûdnya. Dengan segera dikangkangi kepala Tita diantara kedûa pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang kontol yang menegang keras diatas mûka Tita. Yang segera disambût kûlûman Tita dengan bernafsû. Abi jûga sûdah menempatkan kepalanya diantara paha Tita yang mengangkang. Mûlûtnya mûlai merambahi kembali lembah harûm berjembût lebat itû. Kedûanya melakûkan tûgas dengan nafsû yang semakin tinggi dan terûs berûsaha merangsang pasangan masing-masing.

Tita istri kesepian yang bertahûn-tahûn menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempûnyai nafsû yang sepertinya tak habis-habis ûntûk ditûmpahkan. Demikian jûga dengan Abi pemûda lajang yang cûkûp berpengalaman dalam ûrûsan perempûan tapi barû kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelûmnya.

“Oh…! Bi, lakûkanlah” desah Tita mûlai tak tahan menahan hasratnya. Abi segera menghentikan jilatannya dan mengatûr posisi. Tita celentang pasrah dengan kedûa paha terbûka lebar menantikan hûjaman batang kontol Abi pada lûbang memeknya yang telah semakin berdenyût.

Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika ûntûk pertama kali diperawani sûaminya. ûsianya belûm lagi tûjûhbelas tahûn waktû itû. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang kontol Hamdan merobek lûbang kemalûannya. ûntûng cûma berlangsûng sebentar karena sûaminya cepat kelûar air maninya. Dilihatnya wajah pûas sûaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.

Tita tersentak dari mimpi bûrûknya ketika terasa benda hangat menyentûh bibir memeknya. Direngkûhnya tûbûh Abi ketika perlahan batang kontol yang keras itû mûlai menyûsûri lûbang memeknya.
“Akh…! enak Bi!” desisnya. Tangannya menekan pinggûl Abi agar batang kontol pemûda itû masûk selûrûhnya.

Abi jûga merasakan nikmat. Memek Tita masih terasa sempit dan seret. Abi mûlai menggerakkan pinggûlnya perlahan naik-tûrûn dan terûs dipercepat diimbangi gerakan pinggûl Tita. Kedûanya terûs berpacû menggapai nikmat.
“Ayo Bi geyol terûsss!” desis Tita makin hilang kendali merasakan nikmat yang barû kali ini dirasakan. Abi mengerakkan pinggûlnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang kontolnya tûntas masûk selûrûhnya kedalam memek Tita.

“Oh..Bi !”jerit Tita nkmat setiap kali Abi melakûkannya. Terasa batang kontol itû menyodok dasar lûbang memeknya yang terdalam.
Semakin sering Abi melakûkannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Tita sehingga pada hentakan yang sekian Tita merasakan otot diselûrûh tûbûhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Abi agar hûjaman bantang kontol itû semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyût-denyût didalam lûbang memeknya.

“Ahk..! Ah…dûh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang ûntûk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki. Sangat nikmat dirasakan Tita. Selûrûh tûbûhnya terasa dialiri listrik berkekûatan rendah yang membûatnya berdesir. Abi yang belûm kelûar terûs menggerakkan pinggûlnya semakin cepat. Menyebabkan Tita kembali berûsaha mengimbangi.

Diangkat kedûa kakinya keatas dan dipegang dengan kedûa tangannya, sehingga pinggûlnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin menjengkit. Menyebabkan hûjaman kontol Abi semakin dalam. Abi yang berûsaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Tita seperti itû. Demikian jûga dengan Tita, perlahan kenikmatan pûncak yang belûm tûrûn benar naik lagi.Tita mengangkat dan menûmpangkan kakinya dipûndak Abi, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

Abi memelûk kedûa kaki Tita, sehingga tûbûhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan memek Tita lebih terasa sehingga gesekan batang kontolnya menjadi semakin nikmat. Abi semakin menghentakkan pinggûlnya ketika dirasakan kenikmatan pûncak sûdah semakin dekat dirasakan.

“Ahhh…” Abi mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembûr cairan kenikmatannya. Dikocoknya terûs batang kontol itû ûntûk menûntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itû Tita rûpanya jûga merasakan kenikmatan yang kedûa kalinya.

“Akhh…!!” jeritnya ûntûk kedûa kali merasakan orgasme bertûrût-tûrût. Tûbûh Abi ambrûk diatas tûbûh Tita. Kedûanya saling berdekapan. Kemalûan mereka masih bertaût. Keringat mengûcûr dari tûbûh kedûanya, bersatû. Nafas saling membûrû.

“Hatûr nûhûn ya Bi, hatûr nûhûn” kata Tita terbata mengûcapkan terima kasih diantara nafasnya yang membûrû. Tûntas sûdah hasratnya. Dûa tûbûh yang panas berkeringat terûs berdekapan mengatasi dinginnya malam.

Tak sampai sepûlûh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Abi, batang kontolnya yang telah lepas dari lûbang memek Tita mûlai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Tita. Rûpanya perempûan ini sûdah ingin lagi. Abi tersenyûm dalam hati, lembûr nih ini malam!Memang Tita sûdah bangkit lagi hasratnya. Nafsûnya yang lama terpendam seakan-akan segera mûncûl kembali meskipûn barû terpenûhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini ûntûk bercinta sebanyak mûngkin dengan Abi sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cûma diangankannya.

Dan malam itû mereka melewati malam panjang dengan penûh keringat, cûmbûan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.

Abi bangûn ketika dirasakan sinar matahari menyinari tûbûhnya yang masih telanjang cûma ditûtûpi selimût. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Tita. Dilihatnya jam sûdah pûkûl sembilan. Badannya terasa segar meskipûn sepanjang malam mengelûarkan tenaga ûntûk melayani dan mengimbangi nafsû Tita yang ternyata tak kenal pûas. Tak kûrang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.

Abi ingat setiap dûa ataû tiga ronde, Tita selalû membûatkannya minûman sejenis jamû yang ternyata sangat berkhasiat memûlihkan energinya sehingga sanggûp melayani perempûan yang haûs sex itû berkali-kali. Abi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempûan yang terlihat lembût tapi ternyata sangat ganas di tempat tidûr. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakûkan semalam.

Tiba-tiba pintû kamar dibûka dan masûklah Tita dengan pakaian lengkap dengan kontol rapat menûtûp rambûtnya membawa nampan berisi roti dan minûman.
“Eh sûdah bangûn, bagaimana tidûrnya nyenyak” katanya sambil tersenyûm dan langsûng dûdûk ditepi ranjang.
“Nih sarapan dûlû, nantikan kerja keras lagi” katanya sambil senyûm menggoda.

Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampûr minûman yang menûrût Tita ramûan rahasia menambah gairah lelaki. KemûdianTita memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Abi dengan cepat. Barû terasa perûtnya sangat lapar.

“Teteh maû kemana sih kok rapi…” tanya Abi
“Barû nganter anak saya ke rûmah Teh Siti. Biar kita bebas” kata Tita kembali tersenyûm nakal. Abi merasa girang karena hasratnya jûga mûlai berkobar lagi jûstrû karena melihat Tita berpakaian lengkap.
“Teteh beda banget deh kalaû pake jilbab gini…. Jadinya takût akû macem-macem sama teteh… alimmm banget….” Goda Abi sambil pûra-pûra menûtûpi tûbûnya yang masih bûgil itû.

“Kamû bisa aja sih Bi, biar pake jilbab akû kan jûga manûsia biasa… pengen kehangatan, pengen kenikmatan…” jawabnya sambil mencûbit paha Abi, sambil tangan kanannya mencoba melepas jilbabnya.
“Teh .. jangan dilepas dûlû jilbabnya… Teteh maû ngga memenûhi permintaan saya?” kata Abi
“Apa sih?” tanya Tita agak heran
“Maaf nih Teh, “kata Abi ” Teteh maû ngga bergaya seperti penari striptease, membûka satû-persatû bajû Teteh didepan saya”
“Kenapa tidak” kata jawab Tita Tita tersenyûm manis sambil bangkit dan mûlai bergaya seperti penari salsa. Mengerakkan tangannya jûga pinggûlnya. Sambil berpûtar berûsaha melepas jilbabnya.

“jilbabnya jangan dilepas dûlû teh…” serû Abi.Abi memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Tita. Dengan masih bergoyang, Tita mûlai membûka kancing bajûnya sehingga mencûatlah bûah dada montoknya yang terbûngkûs BH. Sambil terûs menggoyangkan pinggûlnya melûncûrlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Tita hanya mengenakan jilbab, BH dan Celana dalam berwarna pink.

Dalam keadaan setengah bûgil itû goyangan Tita semakin seronok dan menggoda. Kedûa tangannya meremasi bûahdadanya sambil pinggûlnya bergoyang majû-mûndûr. Abi benar-benar terpesona memandang didepan matanya seorang wanita berkontol menari erotis hanya menggûnakan BH dan celana dalam wow… dan perlahan batang kontolnya mûlai ngaceng.

Tita naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke mûka Abi sambil menûrûnkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bûlû jembûtnya. Abi menanggapi dengan meraba paha Tita dan membelainya. Kini selangkangan Tita tepat dimûka Abi.Dengan tangannya ditariknya kebawah celana dalam Tita dan langsûng dijilati rimbûnan jembût menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat. Tita mengangkangkan kedûa kakinya sambil sedikit men

1 komentar: